MEDIASI
Penyebab Medication Eror
Beberapa penulis menulis berbagai kategori
penyebab ME yang berbeda-beda. Secara umum, terdapat 6 kategori penyebab ME
menurut ISMP (Institute for Safe Medication Practices), yaitu:
1. Failed communication.
2. Poor drug distribution practices.
3. Dose miscalculations.
4. Drug-and drug device- related problems.
5. Incorrect drug administration.
6. Lack of patient education.
1.Failed Communication.
Penulisan yang jelek dapat menyebabkan
kesalahan pembacaan order terutama untuk obat-obat yang mempunyai kemiripan
nama. Kesalahan interpretasi nama obat yang di order juga dapat terjadi melalui
order via telepon, karena kemiripan pengucapan beberapa nama obat.
Drugs with similar names
Nama obat menjadi penyebab dua hingga tiga
kejadian ME. Terdapat ratusan, bahkan ribuan obat dengan nama yang hampir
mirip, baik nama paten maupun generik. Beberapa diantaranya:
Losec® (omeprazole) vs Lasix® (furosemide).
Coumadin® (anticoagulant) vs Kemadrin®
(anti parkinson).
Taxol® (paclitaxel) vs Paxil® (paroxetin).
Amrinone (Inocor®) vs amiodarone
(Cordarone®).
Ritonavir (Norvir®) vs Retrovir®
(zidovudine).
Kesalahan ini pada dasarnya bisa di
prediksi. Akan tetapi dari sekian banyak produk obat yang tersedia, tidak dapat
diharapkan akan diingat semua oleh praktisi kesehatan. Terutama untuk produk
baru, seperti Losec® pembacanya secara terburu-buru pasti akan langsung
menyangka lasix®, produk yang terlebih dahulu telah familiar dengannya.
Kecenderungan ini disebut “confirmation bias”.
.Zeroes and decimal points
Dalam kondisi terburu-buru menulis
resep/order obat, dapat menyebabkan terjadinya kesalahan meski nama obat
tertulis dengan benar. Order “vincristine 2.0 mg” pernah salah dibaca oleh
personel menjadi “20 mg”, karena koma tertulis di garis kertas order, sehingga
tidak terlihat oleh pembaca. Akibatnya pasien meninggal setelah menerima dosis
yang tinggi tersebut. Pada kasus lain, seorang bayi seharusnya menerima 0.17 mg
digoxin, tetapi malah menerima 0.017 mg karena kesalahan kalkulasi dosis.
Menghilangkan angka nol juga dapat
berakibat kesalahan pembacaan. Seperti pada “Synthroid® .1 mg”, salah arti
menjadi “1 mg”.
Abbreviations
Sering pula terjadi ME karena kesalahan
menstandardisasi singkatan, hingga terjadi salah arti antara penulis dan
pembaca. Contoh penulisan D/C yang diartikan ganda sebagai “discharge” dan
discontinue”. Seorang dokter menulis order sebagai berikut: “D/C meds: digoxin,
propranolol, regular insulin”. Ia bermaksud meneruskan ketiga obat tersebut
setelah pasien keluar dari rumah sakit (discharge from the hospital). Akan
tetapi, personel klinik nya mengira dokter menginginkan agar ketiga obat
tersebut dihentikan (discontinue). Akibatnya, pasien tidak mendapatkan
pengobatan ketika keluar dari rumah sakit selama 3 hari. Kesalahan terdeteksi
setelah perawat memperhatikan resep tersebut di chart pasien.
Ambiguous or Incomplete Orders
Di tahun 1995, public dikejutkan dengan
kesalahan pengobatan yang fatal yang terjadi di Dana Farber Cancer Institute di
Boston. Seorang wanita 39 tahun penderita kanker payudara meninggal akibat
cardiotoxicity karena overdosis. Cyclophosphamide di order pada dosis “4 g/m2
days 1-4”. Maksud penulis resep adalah total 4 g/m2 diberikan selama maksimal 4
hari (1 g/m2 per hari selama 4 hari). Sementara beberapa professional kesehatan
lain menginterpretasi order tersebut dengan 4 g/m2 per hari selama 4 hari.
Setelah 4 hari, wanita tersebut menerima total 26.08 g cyclophosphamid (dosis
maksimal 6,52 g).
2. Poor Drug Distribution Practices
System UDD telah terbukti mengurangi celah
terjadinya ME. Dengan UDD, order obat diawasi dan disaring oleh personel
farmasi dan perawat. Dosis disiapkan, dikemas, dilabel, dan dicek oleh personel
farmasi, dan diberikan pada pasien oleh perawat, yang sekaligus mengecek
ketepatan administrasi obat.
3. Dose Miscalculation
Kesalahan ini sering terjadi terutama untuk
pasien pediatric dan produk yang diberikan melalui iv.
4. Problems Related to Drug Devices
Masalah labeling dan packaging merupakan
masalah kedua yang sering terjadi, penyebab ME yang dilaporkan pada USP MERP,
mencakup 20% kasus yang dilaporkan. Di Veterans Administration Hospital, Omaha,
tiga pasien mengalami cardiorespiratory arrest setelah mendapatkan
neuromuscular blocking agent mivacurium, yang seharusnya antibiotic
metronidazole. Pabrik mengemas masing-masing item ke foil moisture-protecting
overwrap. Nama obat tidak terlihat dari foil tersebut, melainkan di tas plastik
iv yang melingkupi foil, ditempat yang tidak terlalu kelihatan. Beberapa
petugas mencampur kedua obat tersebut. Setelah dideteksi ternyata kesalahan
terletak pada packaging tersebut. Hingga sekarang, nama obat harus terlihat
jelas dan menyatu dengan kemasan akhir obat.
5.Incorrect Drug Administration
Meskipun semua langkah-langkah awal
penyiapan obat telah dilalui dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya ME,
akan tetapi ME pun dapat terjadi juga. Hal ini diakibatkan oleh salah
penggunaan obat oleh pengguna obat tersebut. Tetes mata yang salah digunakan
sebagai tetes telinga, obat topical yang ditelan, dan kesalahan administrasi
lainnya.
6.Lack of Patient Education
Menjadi suatu langkah yang memegang peran
penting untuk mencegah terjadinya ME, dengan memberikan informasi dan pengetahuan
pada pasien tentang pengobatan mereka. Pasien yang mengetahui kegunaan
masing-masing obatnya, aturan pakai, bentuk obatnya, dan bagaimana kerjanya,
akan meminimalisir terjadinya ME. Pasien harus diberikan haknya untuk bertanya
dan mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Bagus kak
BalasHapusMakasih dah comen kak
BalasHapusThanks kak infonya
BalasHapus